KARYA ILMIAH AKIDAH AKHLAK TENTANG GENERASI ISLAM
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
WarahmatullahiWabarakatuh
Puji
Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehinngga penyusunan karya tulis ini dalam rangka
melengkapi tugas Agama Islam sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta
salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin.
Dalam
menyusun karya tulis ini, penulis banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang terkait,terutama kepada Dosen Agama Islam, ----------------------dalam memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas ini, Dalam
menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk
membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis ini, oleh karenanya saya
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah
kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya tulis ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
27 Februari
2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Rumusan
Masalah
1.3. Tujuan
Penulisan
1.4. Manfaat
Penulisan
1.5.
Metodologi Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pandangan Islam Tentang Pemuda Masa
Kini
2.2. Menciptakan
Generasi Emas yang Islami
2.3. Peran Pemuda
sebagai Generasi Emas yang Islami dalam
Kemajuan dan Pembangunan Bangsa.
2.4. Pesan
Islam untuk Generasi Muda
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Probelmatika pemuda di zaman sekarang adalah masalah
penting yang dihadap semua masyarakat dunia baik masyarakat muslim maupun non
muslim. pemuda-pemudi generasi sekarang sangatlah berbeda dengan generasi
terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir dan cara
menyelesaikan masalah. Pemuda zaman dahulu lebih berpikir rasional dan jauh
kedepan, dalam arti mereka tidak asal berpikir maupun bertindak, tetapi
merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak
yang akan muncul dari berbagai aspek dan pemuda zaman dahulu lebih aktif dalam
kegiatan sosial.
Sedangkan pemuda zaman sekarang
masih terkesan apatis terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya. Pemuda
saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, kenakalan remaja,
penyalahgunaan narkoba bahaka kemajuan teknologi yang seharusnya menfasilitasi
dalam menambah wawasan dan bertukar informasi justru disalahgunakan.
Agama islam sangat memberikan
perhatian besar dalam upaya perbaikan mental para pemuda karena pemuda
merupakan penerus perjuangan bangsa terdahulu untuk mewujudkan cita-cita
bangsa,pemuda yang akan tongkat estafet dalam menjalankan roda pemerinhtahan
dan seluruh aspek dalam berbangsa dan bernegara, sehingga pemuda menjadi
harapan dalam kemajuan dan pembangunan suatu bangsa
Masa depan bangsa ada di tangan
pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan
perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi
daya piker revolusionernya juga menjadi kekuatan utama. Sebab dalam mengubah
tatanan lama budaya bangsa diperlukan pola piker terbaru, muda dan segar.
1.2. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pandangan Islam tentang permasalahan pemuda masa kini ?
2.
Bagaimana
menciptakan Generasi Emas yang Islami?
3. Bagaimana
peran pemuda sebagai Generasi Emas yang Islami Dalam kemajuan dan pembangunan
bangsa ?
4. Apa pesan
Islam untuk para Generasi Muda ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan
agar para pembaca terutama mahasiswa dapat mengetahui dan memahami peran pemuda
sebagai Generasi Emas yang Islami
1.4.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ini
adalah sebagai informasi bagi para pemuda di Indonesia termasuk didalamnya
adalah Mahasiswa dan Pelajar agar lebih memahami perannya sebagai Generasi Emas
yang islami dalam kemajuan dan pembangunan bangsa.
1.5.
Metodologi penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan
langsung dan studi pustaka atau teknik studi kepustakaan. Tidak hanya itu
penulis juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media massa elektronik yang
berjangkauan internasional yaitu, Internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pandangan Islam Tentang Pemuda Masa Kini
Ada banyak cerita yang mengalir jika bersinggungan denga dengan pemuda masa
kini, bila dahulu pemuda cenderung dikekang oleh nilai-nilai moral yang
mendukungnya, baik masyarakat maupun keluarga. Namun zaman sekarang justru
mengabaikannya. Mendengar kata pemuda ada banyak hal negative yang timbul dari
pikiran kita. Sebut saja kenakalan pemuda saat ini, seperti tindakan criminal,
perampokan, obat-obatanterlarang, gadis-gadis muda yang hamil di luar nikah.
Hampir semua adalah masalah moral.
2.1.1.
Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Pemuda Saat Ini
a)
Factor
Internal
Ø Psikologi
Pribadi
Karena mental pemuda khusunya remaja
masih tergolong labil dengan didukung keingintahuan yang kuat, maka biasanya
mereka cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan
ditimbulkan.
Ø Keluarga
Rasullah SAW bersabda “ setiap anak
itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi, nasrani atau majusi” (HR. Bukhori). Orang tua adalah yang paling
bertanggung jawab dengan akhlak dan perilaku anaknya.keadaan keluarga yang
tidak harmonis memberikan pengaruh yang sangat negative bagi anak yang
menginjak remaja, karena ia tidak mendapat ketenangan dan kedamaian mereka akan
mencari tempat lain. Disamping itu kesibukan orang tua sehingga tidak sempat
mendidik anaknya merupakan salah satu factor pentebab.
b)
Faktor
Eksternal
Ø Lingkungan
Masyarakat
Pepatah arab mengatakan “al insan
ibnu biatihi”. Lingkungan yang sudah penuh tindakan amoral, secara otomatis
akan melahirkan generasi yang durjana. Oleh karena itu kondisi lingkungan
masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter moral generasi
muda.
Ø Teman
Pergaulan
Perilaku seseorang tidak akan jauh
dari pergaulan. Pepatah arab mengatakan, yang artinya “ dekat penjual minyak
wangi, akan ikut bau wangi, sedangkan dekat pandai besi akan ikutt bau asap”
2.1.2.
Islam Mengarahkan pergaulan pemuda
Bila berbicara tentang pemuda maka Al-Quran
telah menyebutkan banyak kisahnya. Islam menganggap bahwa para pemuda dan
pemudi yang mereka milliki merupakan asset potensial yang ikut menentukan arah
masa depan. Mudahnya jika ingin melihat suatu bangsa, maka lihatlah para
pemudanya.
Pada masa meninggalnya Rasullulah atau pada
masa khulafaur Rasyidin kita bisa melihat bagaimana kehidupan mereka saat itu.
Para pemuda islam saat itu benar-benar membuktikan bahwa mereka pemuda yang
luar biasa hingga islam terus memimpin dunia hingga 14 abad lamanya.
Dan sebagai generasi muda yang hidup di
zaman modern ini, banyak tugas berat yang disandang pemuda diantaranya :
a)
Sebagai
pengganti orang-orang yang beriman yang terjadi degradasi iman (QS.5.54)
b)
Sebagai kamu
reformer yang telah menyimpang dari agama (QS.5:104)
c)
Sebagai
unsur perbaikan (QS.18:13-14)
Hanya sayangnya, banyak pemuda yang
sekarang ini salah kaprah dan tidak memahami tugas berat ini karena lemahnya
pemahaman mereka terhadap islam yang syamil dan mustakamil. Selain itu yang
lebih ironis lagi mereka tidak mengerti akan makna dasar kehidupan.
Seperti darimana mereka berasal,
untuk apa diciptakan, dan kemena mereka setelah mati. Bahkan saa ditanya siapa
idola mereka, maka mereka akan menjawab tokoh-tokoh duniawi seperti artis dan
atlit.
Ini cukup berbahaya misalnya
seseorang mengidolakan artis papan atas seperti Lady Gaga, dia akan menjiplak
habis apa yang Lady Gaga lakukan, style hingga yang parah adalah agama yang
dianutnya. Jika semua pemuda mengidolakan orang-orang yang salah, kiata bisa
membayangakan bagaimana masa depan mereka, bagaimana Negara dan Bangsa ini
kelak. Islam sangat memperhatikan masalah ini bahkan memberikan banyak
rambu-rambu agar berhati-hati dalam melewatinya
2.2. Menciptakan
Generasi Emas yang Islami
Telah disampaikan bahwa terciptanya
manusia di muka bumi ini adalah menjadi Kholifah bagi ummat. Realitanya banyak
pemuda yang kehilangan jati dirinya. Dikarenakan beberapa faktor diatas,
sehingga berdampak sangat fatal, mulai dari integritas moral sampai dengan
tindak kriminalitas yang sangat menkhawatirkan.
Kegagalan mencapai identitas
dan lemahnya control diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Pemuda harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figure orang-orang dewasa yang mampu menjadi suri tauladan yang baik.
Sehingga tercipta Generasi Emas yang Islami.
2.2.1. Cara Islam Mengatur Pergaulan
dalam Menciptakan Generasi Emas
Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk ciptaan Tuhan,hakikat
wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh
pembawaan dan lingkungan. Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas
jasmani, akal, dan rohani sebagai poteansi pokok.
Pergaulan yang sehat menurut syariat
Islam ialah tidak merugikan siapapin terutama diri kita sendiri. Banyak
keuntungan yang bisa kita rasakan dari pergaulan sehat. Islam mengatur perilaku
pemuda, perilaku tersebut merupakan batasab-batasan yang dilandasi nilai
agama.oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan
dilaksanakan oleh para pemuda demi terciptanya Generasi Emas yang Islami.
Perilaku itu adalah :
a)
Menutup
Aurat
Dalam (QS.24:31) “ janganlah mereka
menampakan perhiasan menampakan perhiasan selain yang tampak pada dirinya.
Hendaklah mereka menutuppkan kerudung kebagian dada mereka”. Islam telah
mengajarkan dan mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi
menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurat adalah anggota tubuh yang
harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain kepada
mahrammnya. Terutama kepada lawan jenis agar tidak membangkitka nafsu birahi
serta menimbulkan fitnah.
b)
Menjauhi
Perbuatan Zina
Dalam (QS.17:32)” Dan janglanlah
kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan buruk”. Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan diperbolehkan
sampai batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Pergaulan dalam
islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Pergaulan
dengan lawan jenis haruslah ada jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya
kejahatan seksual.
c)
Memiliki
Etika Pergaulan yang Baik
Semua agama dan tradisi telah
mengatur tata pergaulan pemuda. Ajaran Islam sebagai pedoman hidup umatnya juga
telah mengatur tata cara pergaulan pemuda yang dilandasi nilai-nilai agama.
Tata caranya meliputi.
Ø Mengucapkan
Salam
Ucapan salam merupakan doa dengan
kata lain kita telah mendoakan orang tersebut
Ø Meminta Izin
Meminta izin disini berarti tidak
boleh merehkan hak-hak orang lain. Karena setiap hak yang kita miliki pasti
dibatasi juga dengan hak-hak orang sekitar kita
Ø Menghormati
Orang yang Lebih Tua dan Menyayangi yang Muda.
Pemuda sebagai oramng yang lebih
muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan bisa mengambil hikmah dari
sejarahkehidupan mereka, kepada orang yang lebih muda dari mereka juga harus
memberi tuntunan dan bimbingan untuk selalu berada dijalan yang benar.
Ø Berbicara
dengan Sopan
Islam mengajarkan untuk bertutur
sopan dan lembut jugamengutamakan perkataan yang bermanfaat dengan gaya yang
wajar.
2.3. Peran Pemuda sebagai Generasi Emas yang
Islami dalam Kemajuan dan Pembangunan Bangsa.
Ketika kita telah berhasil menciptakan pemuda sebagai Generasi Emas yang
Islami melalui beberapa langkah di atas. Maka selanjutnya pemuda akan mampu
mendapatkan jati dirinya dan mengetahui perannya. Terutama perannya sebagai
kemajuan dan pembanguunan bangsa untuk Indonesia yang lebih baik dimasa yang
akan datang sehingga Indonesia mampu menjadi Negara yang dapat sejajar dengan
Negara-negara maju lainnya di dunia.
2.3.1. Dalam
Kemajuan Bangsa
Pemuda adalah orang-orang yang memiliki pola pikir kritis, orang-orang
yang mampu mengguncang dunia dengan semangat yang menggelora. Soekarno pernah
mengatakan “Beriaku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.
Beriaku 10 pemuda dan niscaya akan kuguncangkan dunia”, pemuda memiliki
semangat dan energi dan pemudalah yang menjadi tulang punggung perubahan karena
titik tolak sebuah perubahan berawal dari perjuangan pemuda. Para pemuda ibarat
ruh dalam setiap tubuh komunitas atau kelompok, baik itu dalam lingkup kecil
maupun luas seperti Negara. Mereka adalah motor penggerak dan kemajuan bangsa.
Ditambah lagi jika pemuda sudah tertanam
nilai-nilai Islami dalam dirinya.Maka tidak heran jika kita mengatakan bahwa
sebuah Negara akan menjadi kuat eksistensinya, ketika para pemuda mampu tampil
aktif dan dinamis di tengah masyarakat.
2.3.2 Dalam
Pembangunan Bangsa
Peran lain dari seorang pemuda adalah menjadi
tongkat estafet pembangunan karakter bangsa dan Negara. Tongkat estafet
pembangunan karakter bangsa akan berganti dari masa ke masa seiring dengan
pergantian generasi. Oleh sebab itu dibutuhkan generasi yang tangguh dan ulet
untuk mengemban amanah besar ini.
Sejarah telah membuktikanpentingnya peran
pemuda dalam mengubah bangsa. Tinta emas yang ditorehkan selalu menyita
perhatian dari berbagai jenis kalangan dan golongan. Tidak peduli dari warna
mana pemuda berasal, langkah tegapnya selalu dinanti-nanti. Karena geraknya
merupakan manifestasi pembangunan bangsa.
Pemuda dengan segala kelebihan dan keistimewaannya sangata diharapkan
untuk dapat mewujudkan cita-cita nasional menuju bangas yang bermartabat dan berdaulat secara utuh.
Tentunya pemuda yang dimaksud adalah mereka-mereka yang mempunyai jiwa
nasionalisme, patriotism serta didukung dengan komitmen moral yang kokoh sesui
dengan nilai-nilai islami.
2.4. Pesan Islam untuk Generasi Muda
Generasi
muda kita berada dalam ancaman bahaya.
Dunia informasi dan telekomunikasi yang canggih telah
membuat sebagian generasi muda kita terombang-ambing dalam berbagai arus
globalisasi pemikiran dan kemaksiatan. Karena kemajuan informasi dan
telekomunikasi tersebut tidak dibarengi dengan kemajuan pemahaman keagamaan dan
pendidikan moral. Sehingga nilai-nilai negatif dari arus globalisasi sangat
mudah menenggelamkan generasi muda ke dalam lautan kesesatan dan kemaksiatan
yang tidak bertepi. Para penjaja kesesatan dan kemaksiatan menawarkan dagangan
mereka melalui berbagai media informasi dan telekomunikasi. Banyak generasi
muda kita yang tergiur dan tertipu dengan slogan-slogan pedagang kesesatan dan
kemaksiatan tersebut. Tanpa disadari mereka telah terjerumus ke dalam berbagai
lembah kehinaan dan kenistaan. Ada bermacam lembah terjal dalam dunia generasi
muda saat ini, di antaranya:
- Lembah pergaulan bebas
- Lembah narkoba dan obat-obat terlarang sejenis
- Lembah kekerasa dan pelanggaran moral sejenis
- Lembah pemikiran sesat seperti terorisme, sekulerisme, liberalisme, dan kesesatan sejenis
Pendek kata generasi muda saat ini harus waspada
dengan dua bahaya; bahaya syahwat dan bahaya syubhat.
Tiada jalan lain untuk menyelamatkan generasi muda
dari dua ancaman bahaya di atas kecuali dengan menyampaikan pesan-pesan islam
kepada generasi muda.
2.4.1 Menuntut Ilmu Agama dan
Pentingnya
pendidikan agama bagi generasi muda
Pemuda adalah unsur terpenting dalam sebuah Negara,
untuk melihat maju atau mundurunya suatu Negara bisa kita lihat melalui tingkat
keilmuan dan keimanan generasi muda Negara tersebut. Oleh sebab itu Islam
sangat memperhatikan pendidikan agama bagi generasi muda, baik segi keilmuan
maupun keimanan.
Dalam segi keimanan, Allah telah memberikan contoh
dalam kitab Al-Qur’an yang mulia dengan kisah pemuda Ashabul Kahfi, bagaimana
mereka tetap kokoh dalam mempertahankan keimanan di saat kaum atau bangsa
mereka telah dilanda oleh kerusakan moral dan keimanan. Keadaan tersebut
memaksa mereka untuk menjauhi kaum mereka yang telah rusak. Di saat kemampuan
untuk memperbaiki tidak lagi mereka miliki, Allah memberikan pertolongan untuk
menyelamatkan mereka dari ancaman kaum yang membenci mereka, sehingga mereka
tertidur dalam gua (Kahfi) selama tiga ratus tahun. Allah memuji mereka
dalam firman-Nya:
:إِذْ أَوَى
ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ
رَحْمَةًۭ وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًۭا
فَضَرَبْنَا
عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًۭا
ثُمَّ
بَعَثْنَٰهُمْ لِنَعْلَمَ أَىُّ ٱلْحِزْبَيْنِ أَحْصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓا۟ أَمَدًۭا
نَّحْنُ
نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟
بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًۭى
Artinya:
“Ingatlah ketika para pemuda mencari tempat
perlindungan ke dalam gua, lalu mereka berdo’a: Wahai Tuhan kami, berilah
rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang
lurus dalam urusan kami (ini). (10)
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam
gua itu.(11)
Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui
manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa
lama mereka tinggal (dalam gua itu).(12)
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan
benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.(13)
Dalam ayat yang mulia ini, Allah mengisahkan
perjuangan para pemuda dalam mempertahankan keimanan mereka dalam keadaan yang
amat sulit tersebut. Allah mengabadikan kisah mereka sebagai ibroh bagi para
pemuda setelah mereka, dimana kerusakan yang terjadi dalam kaum mereka tidak
menggoyahkan keimanan mereka.
Dari Ibnu
‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ
وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1]
Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu
sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al
Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan
syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al
Jami’ Ash Shogir)
Dari hadits ini dapat kita simpulkan betapa pentingnya
masa muda untuk dipergunakan dalam segala hal yang positif. Karena di maa muda
keadaan tubuh manuasia dalam masa yang sangat sempurna dari segi fisik maupun
kekuatan itelegensi,begiru juga dalam menghadapi ritangan.
Maka selayaknyalah para generasi muda untuk benar-benar
menyadari betapa penting usia muda mereka. Bahwa usia muda adalah saatnya untuk
menggali dan mengembangkan segala potensi dirinya dalam mencari ilmu dan
pengetahuan yang sesungguhnya, baik hal duniawi maupun ukhrawi.
Pemuda yang membina pengalaman spiritualnya dengan
penuh keimanan merupakan salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan
naungan dari Allah pada hari Kiamat di Padang Mahsyar, di saat jarak matahari
dengan kepala manusia hanya sejengkal.
Sebagaimana
yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau:
Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَا
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Dalam hadits tersebut terdapat motivasi yang
sesungguhnya bagi para pemuda untuk membina diri mereka dalam ilmu dan
pengalaman spiritualnya.
Amirul
Mukminin Umar bin Khaththab rhadiallahu ‘anhu berkata:
“Hendaklah kamu berilmu sebelum kamu memimpin.”
Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, baiknya
masa depan suatu masyarakat dapat kita lihat bagaimana generasi muda mereka
hari ini?
Ilmu yang sangat penting untuk dimiliki pemuda adalah
ilmu keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena keimanan
dan ketakwaan adalah kompas penunjuk arah dalam segala situasi dan kondisi yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat. Bila situasi dan kondisi masyarakat dalam
keadaan melarat dan miskin hal tersebut akan dihadapi dengan penuh kesabaran
dan tawakal kepada Allah tanpa melanggar norma-norma agama. Apabila situasi
masyarakat dalam keadaan berkecukupan hal tersebut akan memotivasi mereka untuk
bersyukur dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan agama,
mereka akan terhindar dari sikap mubazir, berfoya-foya serta hura-hura.
2.4.2.
Membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan
Banyak
generasi muda kita setelah menyelesaikan pendidikan menjadi pengangguran dan
menjadi beban masyarakat. Mereka sering terkendala dalam memperoleh lapangan
pekerjaan. Hal itu disebabkan karena minimnya keterampilan yang mereka miliki, sehingga
banyak pekerjaan di negeri ini dikerjakan oleh tenaga asing. Apalagi untuk
bersaing dalam mendapat pekerjaan di luar negerim mereka lebih tidak siap lagi
bila dilihat dari segi skill, keterampilan dan pengalaman. Padahal amat banyak
pula lapangan pekerjaan di luar negeri terutama di negara-negara timurtengah,
secara khusus tenaga medis dan elektro.
Kelemahan yang mendasar dari tenaga skill negara kita
adalah terkendala dari segi bahasa. Akibatnya gaji tenaga kerja kita di luar
negeri di bawah gaji tenaga kerja Philipina.
Hal tersebut dilatar belakangi oleh rasa kecemburuan
terhadap hal yang bernuansa Islam sangat besar dari kalangan kaum sekuler di
negara ini. Hal ini terbukti dari segi pengajaran bahasa Arab di sekolah dan
perguruan tinggi umum tidak mendapat peluang dan perhatian setara dengan bahasa
Inggris.
Ditambah lagi sistem pendidikan kita kurang
memperhatikan pasar lapangan pekerjaan. Seperti metode pengajaran bahasa
Inggris di sekolah-sekolah, tidak sebagus yang ada di tempat-tempat kursus.
Buktinya orang yang belajar bahasa Inggris melalui kursus 3 bulan lebih baik
dari siswa yang sudah belajar bahasa Inggris melalui pendidikan formal 3 tahun.
Maka kepada generasi muda kami pesankan bekalilah diri
Anda dengan berbagai keterampilan dan pengalaman. Sesungguhnya pekerjaan
rendahan bila dikerjakan dengan profesional akan menghasilkan karya berkualitas
tinggi. Jangan gengsi melakukanpekerjaan-pekerjaan rendahan sekalipun, seperti
berternak, bertani, atau menjadi buruh.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di
masa kecilnya, demikian pula para Nabi yang lainnya bekerja sebagai pengembala
kambing dalam rangka mendapatkan pengalaman.
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah rhadiallahu ‘anhu ,
ia berkata:
Ketika sedang berada bersama Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam di lintasan Dhahran, kami memetik buah kabats (buah pohon arak yang
telah matang yaitu pohon yang kayunya biasa untuk siwak). Lalu beliau bersabda:
Ambillah yang hitam daripadanya. Kami berkata: Wahai Rasulullah! Seakan-akan
engkau pernah menggembalakan kambing. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: Benar! Setiap nabi pasti pernah menggembalakan kambing. (Shahih
Muslim No.3822)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berhenti
membekali dirinya dengan pengalaman hidup. Setelah menginjak usia remaja beliau
membantu pamannya dalam berdagang ke Syam. Kemudian di usia dewasa beliau
mengambil upah dari menjualkan dagangan Khadijah. Sebagaimana hal tersebut
dikemukakan oleh para ulamayang menulis sejarah kehidupan beliau.
2.4.3.
Menghias diri dengan akhlak mulia
Ada banyak
sifat yang semestinya tidak layak bagi seorang terpelajar, apalagi seorang
muslim. Berbagai penyimpangan (dekadensi) moral di tengah para pelajar banyak
terjadi, seperti kebiasaan suka berdusta, dengki, dan khianat serta tidak
menghormati orang yang lebih tua, begitu juga kebrutalan dan banyak lagi
sifat-sifat tercela yang mewarnai tingkah laku para generasi muda sehari-hari
yang tidak mungkin untuk kita uraikan satu persatu di sini.
Disamping itu berbagai kasus bunuh diri juga terjadi
di kalangan pelajar. Belakangan ini dunia pendidikan kita juga mendapat
tantangan baru, yaitu maraknya kejahatan bunuh diri di kalangan para pelajar.
Kalau hal ini tidak diatasi secara serius, akan berdampak negatif sekali kepada
kehidupan generasi muda kita
Islam sangat memperhatikan pendidikan umatnya terutama
generasi muda untuk berakhlak mulia. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam di masa muda beliau digelari Al Amiin (orang terpercaya) oleh orang
kafir Quraisy. Karenanya Allah memuji Akhlak beliau dalam firman-Nya:
وَإِنَّكَ
لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍۢ
“Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam : 4)
Bahkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau tentang
tugasnya diutus menjadi Rasul:
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا
بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273
(Shahiihul Adabil Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam
Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 45).
Demikian pula halnya orangtua para ulama terkemuka
dalam memulai pendiidkan anak-anak mereka. Sebagaimana orangtua Imam Malik
mengirim anaknya kepada Rabi’ah untuk belajar akhlak yang mulia sebelum
menuntut ilmu.
Namun berbeda dengan generasi muda saat ini, mereka
menjadikan figur dan idola mereka orang-orang yang jauh berakhlak mulia, apakah
itu bintang film, penyanyi, pesepakbola dan seterusnya.
Padahal mentauladani mereka tidak sedikitpun membawa
manfaat untuk mereka di dunia apalagi di akhirat kelak. Wahai generasi muda!
Contohlah orang yang paling mulia pribadinya dan paling agung akhlaknya yaitu
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
لَّقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟
ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab : 21)
Sepatutnya generasi muda kita menjadi kebanggaan bagi
orangtua, masyarakat dan negara dalam akhlak mereka sehari-hari. Berakhlak di
rumah, kampus dan sekolah, di jalan dan dimanapun mereka berada dan terhadap
siapapun baik terhadap orangtua, dosen dan guru serta sesama teman dan
masyarakat.
2.4.4 Menjauhi Pergaulan Bebas dan Obat-obat
terlarang
Maraknya pergaulan bebas dan pornografi dalam
kehidupan para generasi muda. Hal ini boleh dikatakan yang sangat menonjol di
kalangan generasi muda di samping penggunaan obat-obat terlarang, serta adanya
sebagian siswi yang menjadi penjaja sex bebas. Kehidupan siswa sehari-hari
selalu dihadapkan dengan hal-hal yang memicu dan mengacu kepada persoalan
pornografi dan sex bebas, mulai dari sistem belajar yang bercampur antar
pelajar pria dan wanita, pakaian sekolah yang dapat mengumbar birahi, bacaan
dan tontonan yang mereka nikmati sepanjang hari, sebagian orang berkata bahwa
kebiasaan muda-mudi kita serba porno; pakaian porno, omongan porno, bacaan
porno, tontonan porno.
Disamping itu maraknya penggunaan obat-obat terlarang
(ganja, ekstasi, putau dll). Penggunaan obat terlarang merupakan ancaman yang
amat serius bagi generasi masa depan bangsa, yang sebagian besar pelakunya
adalah generasi muda dan para pelajar. Berikut ini kita sebut beberapa ayat dan
hadits untuk mengantisipasi pergaulan bebas:
Larangan
mendekati hal-hal yang membawa kepada perbuatan zina
وَلَا
تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al Israa’ : 32)
Dari Abu
Hurairah rhadiallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
beliau bersabda:
كُتِبَ عَلَى
ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَى، مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ،
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْاِسْتِمَاعُ،
وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكلامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ
زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ
الْفَرْجُ أَوْ يُكَذِّبُهُ
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan
diperoleh hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, dan zinanya dengan
memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina, dan zinanya dengan
mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina, dan zinanya dengan berbicara
(yang diharamkan). Tangan itu berzina, dan zinanya dengan memegang. Kaki itu
berzina, dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara,
hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan
semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)
Perintah
menjaga pandangan terhadap yang bukan mahram:
قُل
لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ
ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
وَقُل
لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ
عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ
ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ
أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ
بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ
ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ
ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ
بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى
ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.”
(An Nuur :
30-31)
Larangan
menyerupai lawan jenis:
لَعَنَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنْ
الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi, shahih)
Larangan
berduaan dengan lain jenis yang bukan mahram
Dari ‘Uqbah
bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
« إِيَّاكُمْ
وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ » . فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ « الْحَمْوُ الْمَوْتُ »
“Janganlah
kalian masuk ke dalam tempat kaum wanita.” Lalu seorang laki-laki dari Anshar
berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” beliau
menjawab: “Ipar adalah maut.” (HR. Bukhari no. 5232 dan
Muslim no. 2172)
Beliau
bersabda lagi:
لاَ
يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا
“Janganlah
salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin.” (HR. Ahmad 1/18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad
hadits ini shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Larangan
melihat aurat sesama jenis dan tidur dalam satu selimut
عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ
الرَّجُلِ وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ
“Dari
‘Abdir-Rahman bin Abi Sa`id al-Khudri, dari ayahnya, bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang lelaki melihat
kepada aurat lelaki (yang lain), dan janganlah seorang wanita melihat kepada
aurat wanita (yang lain)”. [HR Muslim]
Perintah menutup
aurat
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا
“Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya [1233] ke seluruh tubuh
mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Al Ahzab :
59)
Perintah
untuk menikah bagi yang sudah memiliki kemampuan materi
Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ
الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ
لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ
فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian
berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan
pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak
mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi
dirinya.”
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (I/424, 425,
432), al-Bukhari (no. 1905, 5065, 5066), Muslim (no. 1400), at-Tirmidzi (no.
1081), an-Nasa-i (VI/56, 57), ad-Darimi (II/132) dan al-Baihaqi (VII/ 77), dari
Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.
Adapun
dalil-dalil yang mengharamkan mengkonsumsi obat-obat terlarang diantaranya:
وإنِّي أَنْهَكُمْ عَنْ كُلِّ مُسْكِرٍ
“Dan aku
melarang kalian dari segala yang memabukkan.” (HR. Abu Dawud no. 3677, bab al-’inab
yu’shoru lil khomr)
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَام
“Setiap yang
memabukan adalah khomr dan setiap khomr adalah haram.” (HR. Muslim no. 2003 dari hadits
Ibnu Umar, Bab Bayanu anna kulla muskirin khomr wa anna kulla khmr harom,
Abu Daud, no. 3679)
2.4.5
Menghormati Penguasa dan Memuliakan
Ulama
Ancaman lain
terhadap generasi muda adalah ancaman bahaya syubhat (pemikiran). Seperti
pemahaman yang ekstrim dalam beragama, atau pemahaman sekuler, liberal, dan
aliran-aliran sesat lainnya. Bahkan tidak jarang generasi muda menjadi sasaran
utama rekrutmen para kelompok terorisme dan liberalisme. Cara yang sering
ditempuh oleh para aliran sesat dalam menebarkan pemikiran mereka kepada
generasi muda adalah dengan menjatuhkan kehormatan penguasa dan ulama terlebih
dahulu di mata generasi muda. Sehingga dengan demikian mereka para pelaku
aliran sesat dengan mudah untuk mempengaruhi generasi muda. Dikala kehormatan
penguasa telah dijatuhkan, dengan demikian para pelaku kesesatan bisa lari dari
jeratan hukum. Dan apabila umat telah dijauhkan dari ulama, maka umat tidak
lagi mendengarkan nasehat-nasehat ulama, lalu umat akan kehilangan pegangan,
maka mereka pelaku aliran sesat memanfaatkan situasi dengan bebas menyebarkan
pemikiran sesat mereka di tengah masyarakat. Oleh sebab itu Islam sangat
memperhatikan kedudukan penguasa dan kehormatan ulama.
Perintah
menghormati penguasa dan ulama
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam :
“Bukanlah
termasuk golongan kami siapa saja yang tidak menghormati orang yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda dan mengenal hak orang alim kita.” (HR Ahmad dan
Hakim, dihasankan oleh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 4319)
مَنْ لَمْ
يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil
dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan
kami.” (HR Bukhari
dalam kitab Adabul Mufrad).
Larangan
berprilaku ekstrim dalam agama
Diriwayatkan
dari Ibnu ‘Abas radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
إِيَّكُمْ وَ
الْغُلُوْ فِي الدِّيْنِ, فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ باِلْغُلُوْ
فِي الدِّيْنِ
“Janganlah kamu sekalian melakukan tindakan
berlebih-lebihan dalam agama, karena sesungguhnya yang telah menghancurkan umat
sebelum kamua adalah sikap berlebih-lebihan dalam beragama.” (Dikeluarkan oleh Imam an-Nasai
dalam haditsnya no. 3059, Ibnu Majah no. 3029 dan Imam Ahmad dalam musnadnya ha
215,347, Imam Ahmad Syakir berkata dalam tahkik musnad: sanadnya adalah
shahih.)
Imam Muslim
juga meriwayatkan dari shahabat Ibnu Mas’ud bahwa Rasululloh ShallAllahu
‘alaihi wa Sallam bersabda,
“هلك
المتنطعون ” قالها ثلاثا
“Binasalah
orang-orang yang berlebih-lebihan” (Beliau mengulangi sabdanya ini sebanyak tiga kali).
2.4.6 Memilih Teman Yang Baik
Diantara hal yang sering menjerumuskan seseorang ke
dalam kesesatan dan kemaksiatan adalah teman akrab. Betapa banyak anak-anak
baik menjadi anak nakal karena dipengaruhi oleh teman-temannya. Oleh sebab itu
Islam mengajarkan kepada umatnya adab mencari teman. Sebagaimana dipesankan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:
الْمَرْءُ
عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya,
maka hendaknya setiap orang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan teman.”
HR. At-Tirmidzi no.2378, dihasankan oleh Al-Imam
Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Cerminan pemuda / generasi muda
zaman sekarang sangatlah berbeda saat zaman dahulu, para pemuda telah tejerumus
dalam arus negative pergaulan yang salah, hubungan gelap diluar nikah,
mengonsumsi obat-obat terlarang, murid keroyok guru, tawuran dan lain
sebagainya oleh karena itu diperlukan nilai-nilai Islam dalam agar mereka bisa
kembali kejalan yang benar. Dengan diterapkan nilai-nilai islam dalam jati diri
pemuda maka akan tercipta Generasi Emas yang islami.
Dengan terciptanya Generasi Emas yang Islami,
maka generasi ini siap menjadi tongkat estafet pembagunan bangsa ini serta
mampu menciptakan kemuajuan di setiap bidang kehidupan agar bangsa ini bisa
membawa perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
3.2. Saran
Saya (Penulis) membuat tulisan ini untuk mencoba mengubah pemikiran para
pemuda lainya, saya ingin mengatakan kepada teman-teman pemuda saya bahwa
negara membutukan kita, negara mebutuhkan sumbangasih kita.
Marilah kita (Pemuda) bersinergi
untuk memperbaharui kondisi bangsa ini, langkah pertama memperbaiki Akhlak dan Moral kitasekarang ini. Kenapa
harus Akhlak dan Moral? karena semua aspek memiliki umpan balik dengan kondisi
Akhlak dan Moral, apabila kondisi Aklak dan Moral telah baik dan bersih sesuai
dengan nilai-nila ajaran islam maka akan menciptakan negara yang aman, tentram
dan bahagia.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Al-Quran dan Terjemahannya, Syaamil, Bandung
2.
Darussalam, Burhauddin “Sistem Islam: Solusi Terbaik
Bagi Tata Pergaulan Manusia
5.
http://www.bangrahmat.wordpress.com/2010/06/15/Peran-Agama-Dalam-Rencana-Pembangunan-Parekter-Bangsa/ (diakses 24 februari 2018)
7. https://catatankajianblog.wordpress.com/2012/07/07/pesan-pesan-islam-kepada-generasi-muda/(di akses 26 februari 2018)
Masyaalah ini sangatlah berguna bagi saya pribadi dan semua orang
BalasHapus
BalasHapusاَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰـهِ وَبَرَكاتُهُ
Afwan,Boleh ana copas sebgai tugas skolah